WAYANG KLITHIK
Asal: Hibah dari Bpk. Rustamir
Bahan: Kayu, kulit sapi, bambu dan benang
Wayang Klithik ini peninggalan dari seorang Dalang bernama Ki Soemadiharjo, Desa Sendangrejo, Kecamatan Parengan, Tuban. Dalam pementasannya mengambil cerita Menak, cerita tentang penyebaran (syi'ar) agama Islam di Jawa. Juga dipentaskan dalam upacara ruwat, bahkan diikuti juga oleh masyarakat etnis Tionghoa waktu itu. Wayang Klithik merupakan wayang pesisir (di luar wayang keraton). Ada yang berpendapat Wayang Klithik dipopulerkan oleh Pangeran Pekik, adipati Surabaya. Di Malang dan Kediri disebut dengan wayang Gedog yang mementaskan cerita Wayang Klithik adalah wayang yang terbuat dari kayu dan berbentuk pipih seperti wayang kulit. Wayang Klithik juga disebut wayang Krucil. "Klithik" dan "krucil" sebenarnya mempunyai arti yang sama, berasal dari perkataan yang bermakna kecil atau sedikit kurus. Perkataan kecil cukup dimengerti; kelitik berasal dari ketik, mengingatkan akan perkataan setithik dan kedhik, klithak klithik suara benturan kayu, ngalithik menjadi kurus, dan klithikan barang barang kelontong.
 
                        









Komentar
comments powered by Disqus