DISBUDPORAPAR TUBAN ADAKAN FGD UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

Share: Facebook Twitter

Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban, Mohammad Emawan Putra, S.E., M.A.P., menyampaikan, pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Tuban diyakini akan memberikan efek multiplier. Oleh karena itu, perlu ada sinergi, pemikiran, dan strategi kompetitif mengenai konsep ekonomi kreatif, mengingat ekonomi kreatif memiliki value khusus yang dapat meningkatkan ekonomi dan mendukung perkembangan sektor-sektor lainnya.

Hal ini disampaikan Emawan, sapaan akrabnya, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Induk Ekonomi Kreatif Kabupaten Tuban, Selasa (10/10).

Kegiatan yang digelar di Meeting Room Hotel Green Garden, Jalan Dr. Sutomo Nomor 47 Tuban ini diikuti oleh unsur pemerintahan dan puluhan pelaku ekonomi kreatif dari 17 sub sektor yang ada. Di antaranya, kriya, desain interior, kuliner, desain produk, seni rupa, aplikasi, fashion, dan desain komunikasi visual.

Lebih lanjut, Emawan menerangkan, FGD ini bertujuan untuk menjaring masukan, kritik, dan saran atas rencana aksi ekonomi kreatif di Kabupaten Tuban. Sekaligus juga menggali potensi utama dari 17 sub sektor yang ada, sebagai lokomotif penggerak ekonomi kreatif. 

“Rencana Induk Ekonomi Kreatif Kabupaten Tuban harus bisa tersusun dengan baik pada tahun ini. Yang hadir mewakili 17 sub sektor, bisa menyampaikan uneg-uneg, masukan, maupun saran terkait apa saja yang dibutuhkan. Pemerintah siap untuk mengakomodir, demi meningkatkan ekonomi kreatif di Kabupaten Tuban,” jelasnya. 

Ia menambahkan, kegiatan ini pada dasarnya juga bertujuan untuk memantapkan arah sekaligus merumuskan perbaikan dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Tuban. Nantinya, juga bisa dipakai menjadi bahan masukan bagi perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tuban untuk periode 2025-2030.

Emawan menekankan pentingnya kolaborasi, inovasi, dan karya. Dikatakan, semua aspek membutuhkan kolaborasi dan sinergi, agar mendapatkan hasil yang lebih besar lagi. Sementara itu, inovasi diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang lebih baik lagi.

FGD ini, menghadirkan dua narasumber andal dari Indonesia Creative Cities Network (ICCN), yakni Deputi Kemitraan Strategis, Dr. Dwinita Larasati S.Sn., MA., dan Koordinator ICCN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. Ing. Gregorius Sri Wuryanto, S.T., M.Arch.

Diskusi menghasilkan beberapa rumusan di antaranya: perlunya sinergi dan kolaborasi Hexa Helix, yaitu kolaborasi academia, aggregator, sektor bisnis, pemerintah, komunitas, dan media untuk bergerak bersama; mewujudkan produksi ruang serta tata kelola ruang dan aktivitas; melakukan kajian yang berdampak; meningkatkan sumber daya manusia; juga mengaktifkan kolaborasi dan kemitraan strategis lintas stakeholder.

sumber : https://tubankab.go.id/

Komentar

comments powered by Disqus

Berita Terbaru

Berita Terpopuler